Selasa, 30 Desember 2008

RESOLUSI

Perlahan-lahan menutup lembar 2008, dan dengan pasti membuka lembar 2009. Tiap detik, menit, jam,hari bulan, tahun, hanyalah sebagai pengingat. Betapa kita semua telah banyak melewatinya. Mengisi dengan segala macam daya dan upaya. Betapa banyak pula kita telah diberi kesempatan Tuhan untuk senantiasa mengecap manis dan asam hidup.

Sekali lagi pergantian tahun hanyalah pengingat, seperti weker yang berbunyi tiap pagi. Membangunkan kita untuk siap bekerja kebih giat lagi.

Tandai dan tak lupa ucap syukur atas resolusi-resolusi tahun 2008 yang sudah tercapai. Serta tempatkan resolusi-resolusi yang belum tercapai di deret paling atas tahun 2009.

Happy Nu years 2009…………………………..

Moga deret-deret impian yang tersusun dalam resolusi kita tahun 2009 menjadi kenyataan.

Sukses buat kita semua!!!

Kamis, 18 Desember 2008

My Life Begin


Mengetahui hak-hak dan kewajiban sebagai seorang suami, begitu pula sebaliknya sebagai seorang istri. Menikah adalah satu dari sekian fase yang pasti di jelang seorang manusia beriman. Melepaskan masa lajang, menjalin satu hati dalam sebuah ikatan perkawinan.

Yippy... akhirnya aku MENIKAH!!! Berubah status menjadi seorang ISTRI!!! Melebur ego, menabur kepercayaan, memupuk kebersamaan, dan menumbuhkan kesetiaan.

5 Desember 2008. Lagi2 angka 5 menjadi angka keberhuntungan. Perhatikan deret2 keberhuntungan yang mungkin memang sebuah kebetulan berikut ini :

TK Kartika Yonif Linud 501
SDN Nambangan Kidul 05
SMPN 5
SMUN 5
Pacaran pertama jadian tanggal 5
Ktemu dg pacar terakhir (skrng suami) tahun 2005
Suami adalah anak ke 5
Nikah tanggal 5

Waw... five again! again-again five,hehe..
Yang pasti Iam so happy now :)
Semoga ini menjadi awal kebahagiaan yang lebih dan lebih. Lebih berkah dan lebih rejekinya juga. Moga suamiku menjadi sosok yang slalu bisa dibanggakan. Moga aku juga secepat mungkin mendapat pekerjaan yang menjanjikan. Setelah itu baru secepat mungkin mendapat momongan.

Amin.. Amin.. Amin ya Rabbal Alamin.

Minggu, 09 November 2008

Menjelang Hari Bahagia

Aroma mimpi sang pencinta hampir tergenapi.
Langkah-langkah ini tlah menyusuri banyak hati.
Menukik pada liku yang patah, tertambat pada ranting yang rapuh, melayang-layang tanpa ruang, hingga tenggelam di dasar sungai yang bening.
Masih aku ingat benar setiap pertemuan-pertemuan itu.
Dengan malu-malu yang akhirnya berlalu.
Semua sama.
Menghadirkan getar-getar halus yang seolah nyaman.
Kala kata bermandikan sinar dan kebahagiaan, bias akan turut menyusuri.
Dengan tekad satu akan kupilih satu.
Aku melangkah, menyapa, berkilau, mengalir.
Disuatu jingga senja kutemukan jua sebuah kenyamanan tanpa seolah.
Dia datang bagai semilir angin yang selalu mengepungku.
Dia adalah kangenku, dan kangenku slalu untuknya.
Dengan memantapkan hati kupoles cinta untuknya.
Kubentuk sebuah ikatan setia yang sederhana.

Kamis, 30 Oktober 2008

REFLEKSI

Hidup adalah kejutan. Seperti halnya kita tidak minta untuk dilahirkan. Semua hadir sebagai berkah. Nikmati sgala kejutan suka dan duka dengan syukur. Karena bukan orang yang berbahagia yang bersyukur, tapi orang yang bersyukur yang berbahagia.

Cinta mengajarkan kita bagaimana cara memahami, mengasihi, menghormati dan melindungi. Cinta mengajarkan pula pada kita untuk selalu berbagi, berkomunikasi, dan bersilaturahmi. Cinta itu lebih pada memberi bukan menuntut. Jika tulus dan ikhlas erat tergenggam, cinta akan menghantarkan dan mengajarkan kita pada arti sebuah kesetiaan.

Saat ada sesuatu yang dilebihkan, pasti ada sesuatu lain yang dikurangi. Seperti misalnya ada seseorang dimudahkan jodohnya tapi kariernya susah, begitu pula sebaliknya, jodohnya susah tapi kariernya cemerlang. Ini hanyalah masalah waktu. Keberhasilan dinilai dari usaha, dan Alloh yang punya kuasa. Semua pasti akan tergenggam pada waktunya. Sesungguhnya Alloh memang tidak memberi sesuatu yang sempurna pada setiap hambanya, selain menjadi makhluk yang paling sempurna.

Selasa, 28 Oktober 2008

hmm

Bahasa cintaMu menyapa lembut,
seperti membuka jendela di pagi hari.

Selasa, 21 Oktober 2008

Siapa pernah melakukan perubahan kecil?

Ini ada titipan posting dari seorang rekan:


Perubahan kecil yang keliahatannya begitu simpel, ternyata bisa membuat hidup kamu jadi lebih baik. Coba inget-inget lagi deh… trus critain dong sama kita. Ada kesempatan seru buat jadi bintang iklan J

Perubahan kecil kayak apa sih??

- Perubahan kecil itu bisa perubahan terhadap kebiasaan, hobi, pandangan, kegiatan, hal-h sehari-hari atau apapun.

- Perubahan kecil itu membuat hidupmu lebih baik, membawa kemajuan dll

Contohnya:

à Si Gimo yang biasanya nongkrongin tivi berjam-jam, memutuskan buat mulai baca buku 1 jam sehari. Awalnya sih susah banget buat duduk diam dan konsentrasi… tapi lama-lama kuat juga. Sejak itu dia brasa nambah terus wawasannya…!

à Si Lupi gak pernah mau ngerjain kerjaan rumah tangga kayak beberes gitu, apalagi ada si mbok, ih ngapain? Tapi suatu hari si Lupi kepikir ide ajaib… mau beberes kamar sendiri! Ternyata asik loh beberes sendiri! Dia milih barang yang warnanya serasi, trus kamarnya didekor pake gaya sesukanya. Keren! Ternyata selain enak punya kamar rapi, si Lupi jadi asik ngasah kreativitasnya ngatur interior kamar.

Trus knapa gimana, ke mana?

- Critain perubahan kecilmu, boleh kirim cerita lebih dari satu, masing-masing ceritanya maksimum 100 kata. Gak usah ngarang yang hebat-hebat, yang penting cerita itu jujur, artinya perubahan kecil itu benar-benar kamu lakukan.

- Kirim via email ke:

ratna.pribadi@gmail.com atau morezkha@yahoo.com

- Kirimkan juga fotomu, tunjukkan kamu se-original mungkin ya. Jangan ‘dipoles’. Semakin asli, semakin oke.

- Paling lambat 30 Oktober 2008. Lebih cepat, lebih besar kemungkinan terpilih duluan!

- Kamu-kamu yang critanya paling asik akan kami hubungi secara resmi, dan dengan kontrak yang jelas kami akan memuat critamu sebagai iklan di majalah/Koran nasional dan kamu sendiri yang jadi bintang iklannya.

- Mohon maaf, brand name pengiklan hanya akan diberitahukan kepada mereka yang terpilih. Yang jelas, it’s an international brand, produknya sudah ternama di Indonesia.

Ajak temen-temenmu biar makin seru, karena yang terpilih bisa aja lebih dari satu. Silakan sebarkan informasi ini.

Ditunggu ya emailnya...

Rabu, 21 Okt 08 // 23.55 WIB

Desau angin malam lumayan terdengar di telinga. Jendela kamar yg tak pernah tertutup membawa angin masuk dan mengibas-ngibaskan lembut kelambu. Tak seperti malam-malam sebelumya. Kelambu merah kamarku biasanya bak patung. Angin masih kencang berdesau. Pancaroba mulai datang menyelimuti. Sebuah musim peralihan. Smoga saja hati tak mengikuti. malam ini Jakarta tak segerah malam2 biasanya. Ingin kucium aroma tanah basah segera. Sambil temani aku melukis imaji. Hujankah. Kuintip sekilas. Ada suara-suara mendung berdehem. Hujan akan segera turun. Aku masih menunggu sebelum akhirnya terlelap.

Rabu, 10 September 2008

Don’t judge a book by its cover


Di penjara itu kulihat pesakitan yang sangar, sok jago, dekil, omong besar, dan bertato di sana sini, berada di blok A, dikurung beramai-ramai seperti ayam karena mereka tak lebih dari pencuri ayam atau tukang nyolong jemuran. Namun mereka yang sampai hati merampok TKW atau membunuh tanpa melepaskan rokok di mulutnya, berada di blok B, sel isolasi. Penghuni blok B adalah pria-pria kecil yang rapi, pintar, bersih, santun lisannya dan manis sekali senyumnya. Sejarah Menunjukkan bahwa Alexander Agung yang membakar ribuan wanita dan anak-anak, Cortez yang membantai orang indian sampai menggenangkan darah setinggi lutut, semua penjagal yang disebut legenda itu tak lain adalah pria-pria tampan berwajah manis.
(Sang Pemimpi, Andrea Hirata, Hal 16)

Karena baru baca Sang Pemimpi beberapa hari yang lalu, tepat saat baca paragraf diatas, jadi inget Indonesia juga punya calon legenda; Ryan, sang jagal dari Jombang. Dalam novel pun ada kisah semacamnya, seperti novel thriller Patrick Suskind; PERFUME, yang mengisahkan satu sosok Jean-Babtise Grenouile, si pembuat parfum sekaligus pembunuh 25 perawan.

Masing-masing individu punya karakter yang berbeda-beda, kadang bisa menggertak dunia dengan begitu dasyatnya, sungguh diluar dugaan. Memang benar belum tentu preman di jalanan yang bertampang sangar, gondrong dan bertato tega melakukan pembunuhan sekeji Ryan, paling banter hanya malak pedagang, pengamen dan anak jalanan lain dengan tameng uang keamanan. Banyak orang-orang di sekeliling kita yang tak terduga, tapi bisa mengejutkan begitu saja. Seperti halnya kita sendiri yang kadang melakukan sesuatu di luar kendali, bahkan tanpa sadar membuat sgalanya kacau atau malah sebaliknya mendatangkan berkah.

Berhati-hati dengan orang-orang sekeliling sah-sah saja, tapi yang utama justru bisa nggak kita mengendalikan pikiran kita sendiri. Saat kita merasa tidak nyaman dengan orang lain atau orang asing, kendalikan perasaan itu, lebih arahkan ke hal-hal yang positif. Misalnya dengan berdoa; "Ya Tuhan, ampuni aku jika aku berprasangka buruk pada orang ini, dan ampuni orang ini jika dia memang berniat buruk padaku". Pasti akan jauh lebih tenang kan, dan yakinlah kalau semua akan baik-baik saja.

Jumat, 05 September 2008

Apa sih tujuan marah?

Beberapa hari kemarin baru aja denger obrolan di salah satu radio.
Apa sih tujuan marah?
Kenapa sih kita harus marah kepada orang laen?
Selain pasti ada sebab dan akibat (alasan klise),
yang pasti marah itu untuk membangun, bukan untuk menjatuhkan.
hmm.. great!
Do U?

Rabu, 03 September 2008

p u a s a

Biru awan menggaris warna pelangi selepas hujan luruh. Tetes-tetes embun masih menempel di hijau daun, kelopak bunga, dan rumput-rumput. Aroma teduh ramadhan membaur di segala sudut. Dari apa yang terlihat di televisi. Dari apa yang terdengar di radio. Jua dari ujung-ujung gang hingga jalan-jalan protokol. Semua orang saling berlomba. Berlomba meraih berkah, melawan nafsu, dan menyiapkan hidangan-hidangan terlezat. Cangkir-cangkir hati bergerak tenang menggelayut pada tiap ujung senja. Senja ke 3 di bulan ramadhan. Smoga 27 hari kedepan bisa terlewati tanpa beban.

Senin, 25 Agustus 2008

Why did I get married?


Pencapaian yang tepat pada waktunya kah? untuk masing-masing cawan yang sudah terisi penuh. Pada titik kulminasi dimana kultur dan agama mendominasi. Menikah. Yup! satu kata yang menyenangkan, mengejutkan bahkan menakutkan.

Menyenangkan mungkin pada awal-awal pernikahan, karena gairah yang masih menggebu-gebu. Mengejutkan mungkin, karena tiba-tiba dianugerahi seorang anak untuk diasuh, di didik dan dibesarkan dengan segenap tanggung jawab. Dan menakutkan mungkin, karena dalam kehidupan rumah tangga pasti akan banyak riak-riak gelombang yang menerjang.

Tapi kenapa setiap orang harus menikah?
karena dilandasi cinta? karena sudah waktunya? karena kewajiban/ibadah? karena untuk melanjutkan keturunan?

Karena dilandasi cinta?
Kalau hanya karena dilandasi cinta, berarti itu sebuah pilihan. Bagaimana kalau kita cinta setengah mati tapi orang tua tidak merestui? Bagaimana kalau kita cintanya lebih dari satu orang?

Karena sudah waktunya?
Menurut pendapat orang tua dan orang sekeliling sudah cukup umur, sudah cukup mapan. Dan lagi-lagi itu pilihan. Bukankah itu subjektif sekali. Cukup umur tapi kalau belum cukup siap mental sama saja. Cukup mapan juga ada takarannya. Cukup mapan bagi diri sendiri tentu saja belum cukup untuk menghidupi anak istri kelak.

Karena kewajiban/ibadah?
“Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (HR. Thabrani dan Hakim).
hmm... sangat bisa dipahami, untungnya masih bukan sesuatu yang utuh. Dan masing-masing dari kita masih perlu bertanya pada diri sendiri, sudahkah kita memelihara dari separuh yang utuh itu sebelum menikah?

Karena untuk melanjutkan keturunan?
well.. memang itu salah satu fungsi reproduksi. Melakukan hubungan suami istri dengan ikatan perkawinan tanpa takut hamil. Tapi saat ini banyak sekali orang yang menunda punya momongan karena tuntutan karier atau belum punya mental yang cukup. Dan sekali lagi itu pilihan. Konsekuensi menikah ya punya anak. Lain lagi kalau sudah siap menikah dan siap punya anak tapi belum juga dianugerahi, pasti akan sangat terpukul dan sedih jika memang memutuskan menikah karena untuk melanjutkan keturunan.

Kenapa kita harus menikah? tetap belum ada jawaban yang membuat aku terpuaskan.

Rabu, 20 Agustus 2008

Gelembung Kegalauan

Tak satupun yang mencoba memecah gelembung kegalauan itu. Mulai saat terik matahari merajai, hingga terkalahkan awan yang menggulung mendung hitam. Deret pelangi mulai siap digores. Seperti orang-orang kota yang sibuk menghalau banjir. Sebuah musim yang cukup melelahkan. Menyihir seisi bumi untuk tunduk tanpa bergumam. Sedikit berdesir tak mengapa. Karena darah senantiasa mengalir. Hey.. tapi bagaimana nasib gelembung itu? biarlah segenap tropis yang memecahnya.