Minggu, 09 November 2008

Menjelang Hari Bahagia

Aroma mimpi sang pencinta hampir tergenapi.
Langkah-langkah ini tlah menyusuri banyak hati.
Menukik pada liku yang patah, tertambat pada ranting yang rapuh, melayang-layang tanpa ruang, hingga tenggelam di dasar sungai yang bening.
Masih aku ingat benar setiap pertemuan-pertemuan itu.
Dengan malu-malu yang akhirnya berlalu.
Semua sama.
Menghadirkan getar-getar halus yang seolah nyaman.
Kala kata bermandikan sinar dan kebahagiaan, bias akan turut menyusuri.
Dengan tekad satu akan kupilih satu.
Aku melangkah, menyapa, berkilau, mengalir.
Disuatu jingga senja kutemukan jua sebuah kenyamanan tanpa seolah.
Dia datang bagai semilir angin yang selalu mengepungku.
Dia adalah kangenku, dan kangenku slalu untuknya.
Dengan memantapkan hati kupoles cinta untuknya.
Kubentuk sebuah ikatan setia yang sederhana.