Kamis, 19 Maret 2009
tikus got dan bebek goreng
Rabu, 11 Maret 2009
Kekuatan Cinta
Aku selalu hanyut terbuai dari apa yang kulihat, kudengar, dan kurasa. Kutuang pelan namun pasti pada gemericik kata yang terus mengalir. Perlahan sedihku dalam kesendirianpun berlalu, berganti dengan energi baru. Aku mulai mengenal satu sosok dalam situs pertemanan. Masih aku ingat betul pada tanggal 20 Oktober 2004 aku menulis satu puisi untuknya:
Angin,
begitu aku menyebutnya.
Datangnya tak bisa di duga.
Kadang semilir sepoinya membuatku terbuai.
Saat iring hujan yang membadai, takutku akannya.
Seolah dia membiarkan aku menangis,
diliput rasa takut yang dalam.
Reda, reda perlahan.
Angin,
aku membuatnya jadi angin yang menyejukkanku.
Bertutur ramah dengan semilirnya.
Membasuh peluhku dengan hembusannya.
Mendorong jalanku dengan tinggi semangatnya.
Tanpa lelah, tanpa lelah ia mengepungku.
Dan aku suka.
Singkat cerita, sosok itu mampu membangkitkan semangatku untuk lulus kuliah lebih cepat. Aku jadi lebih semangat mondar-mandir jalan kaki ke kampus untuk konsultasi skripsi. Kadang nunggu dosen pembimbing dari pagi sampai siang tanpa sarapan. Belum lagi kalau banyak revisi, mengharuskan aku lebih sering nongkrong di rental komputer seharian untuk ngetik plus ngeprint, karena aku memang tidak punya komputer sendiri.
Dalam waktu dua semester akhirnya aku mampu menyelesaikan skripsiku dengan nilai yang memuaskan, 3.56. Akupun bangga, karena kerja kerasku terpajang di perpus fakultas.
Akhirnya sosok yang aku sebut angin itupun mampu melebur kata "aku dan dia" menjadi "kita". Pun demikian jarak yang membentang antara Solo - Jakarta nyatanya bukan menjadi penghalang.
Dengan kekuatan cinta sejati, aku mampu melakukan segala sesuatu lebih dari apa yang aku duga. Syukur alhamdullilah sosok yang menjelma dalam kekuatan cinta itu kini telah menjadi suamiku.
Jumat, 13 Februari 2009
14 Februari
Saya tidak terlalu menggebu menyambutnya, pun tidak apatis berlebihan, tidak berkata juga seperti kebanyakan orang; "setiap hari adalah hari valentine".
Kenyataannya tanggal 14 Februari selalu riuh dengan euforia valentine. Tidak terlalu dalam menelusurinya, bagiku hari valentine ada sebagai penanda. Penanda bahwa keberadaan kasih sayang memang ada. Seperti halnya hari Ibu, hari buruh, hari pers, dan hari-hari penting lainnya ciptaan manusia.
Tak lupa aku mengucap banyak terima kasih yang tak terhingga pada suami tercinta, untuk segenap cinta dan kasih sayang... Luv U everyday...
Kawan, taukah engkau bagaimana rasanya menikah?
Kebayang nggak, kadang kita aja suka nggak ngerti dengan jalan pikiran sendiri. Dan pada saat menikah kita dituntut mesti ngerti juga jalan pikiran atau minimal perasaan pasangan kita.
Yang pasti mesti ikhlas dalam segala hal. Udah pernah baca "Quantum Ikhlas"nya Erbe Sentanu belum? Sumpah mantap banget!. Ikhlas bukan berarti pasrah, tapi kembali ke fitrah manusia sebagai makhluk yang sempurna.
Menurut Erbe, ikhlas dalam hati manusia mewujud melalui perasaan-perasaan damai, sabar, mudah bersyukur, tawakal, dan menyerahkan urusan pada Tuhan ketika kita sudah berusaha maksimal. Dengan kata lain, tidak memaksakan kehidupan untuk selalu berjalan sesuai kehendak kita.
Dalam kehidupan berumah tanggapun juga senantiasa dibutuhkan keikhlasan. Ikhlas berbagi, ikhlas menerima kekurangan, ikhlas memberi, dan tentunya ikhlas menjalani kebersamaan. Karena terbiasa hidup sendiri, biasanya kita masih suka mengedepankan ego, masih terbiasa berpikir dengan satu kepala.
Menikah bagiku saat ini seperti masuk universitas impian, tapi takut di ospek. Jadi mahasiswa baru selepas SMU, masih culun.
Selasa, 27 Januari 2009
Burung dan Manusia
Manusia punya kaki, tapi dia memilih tidak jalan.
Pada muasal yang tercipta akan berkah kodrati, akal bekerja bukan atas pengingkaran.
Ada sebab yang siap menjawab.
Mungkin burung dan manusia mencoba bertukar peran.
HEMAT
Mengeja tiap plot peran. Orang-orang sekeliling sibuk dengan anak-anak kecilnya. Tikus-tikus got sibuk berkeliaran di labirin gang tanpa takut ditendang orang. Mahasiswa-mahasiswa sibuk berdemo di bundaran HI, para caleg sibuk menyongsong pemilu.
Aku dan berjuta rakyat kecil lainnya sibuk menyambut krisis global. Semua insan sibuk. Benar-benar banyak yang harus dipersiapkan. Aku harus mengeja larik-larik menu makanku esok. Tahu tempe masih lebih nikmat. Malah lebih sehat.
Satu kata yang akhirnya menutup penat hari ini untuk esok. HEMAT
Senin, 19 Januari 2009
3 lelaki
Yang pertama: baik tutur kata dan lakunya.
Yang kedua: baik tutur katanya tapi busuk kelakuannya.
Yang ketiga; baik kelakuannya tapi busuk tutur katanya.
Kamis, 01 Januari 2009
Mimpi
Tapi Tuhan masih lebih adil, dengan memberi aku hadiah terindah di akhir tahun. Sesuatu yang benar-benar aku inginkan dalam doaku. Seorang pendamping hidup. Semoga sosoknya menjadi awal pembuka rizkiku.
Deret-deret keinginanku masih lebih banyak lagi dari sekedar laptop. Apalagi mimpi-mimpiku masih lebih tinggi lagi dari kemarin. Bukankah apa yang kita capai sekarang berdasar dari mimpi-mimpi kita sebelumnya? Kadang tanpa kita sadari semua sesuatu menjadi biasa saja saat sudah terlewati. Sebenernya itu adalah bagian dari mimpi-mimpi kita dahulu, dan kita lupa bersyukur.
Hidup memberi mimpi saat kita tidur,
dan mimpi akan memberi hidup saat kita bangun.
So, jangan takut untuk terus bermimpi...
mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya
Laskar Pelangi - by Nidji