Selasa, 21 Oktober 2008

Rabu, 21 Okt 08 // 23.55 WIB

Desau angin malam lumayan terdengar di telinga. Jendela kamar yg tak pernah tertutup membawa angin masuk dan mengibas-ngibaskan lembut kelambu. Tak seperti malam-malam sebelumya. Kelambu merah kamarku biasanya bak patung. Angin masih kencang berdesau. Pancaroba mulai datang menyelimuti. Sebuah musim peralihan. Smoga saja hati tak mengikuti. malam ini Jakarta tak segerah malam2 biasanya. Ingin kucium aroma tanah basah segera. Sambil temani aku melukis imaji. Hujankah. Kuintip sekilas. Ada suara-suara mendung berdehem. Hujan akan segera turun. Aku masih menunggu sebelum akhirnya terlelap.

Tidak ada komentar: