Kamis, 19 Maret 2009

tikus got dan bebek goreng

Seekor tikus got menghadang malam-malam di gang samping mushola. Sudah kuhapal betul jalur tikus yang berkeliaran sepanjang malam. Dari yang dulu takut kini menjadi biasa. Tikus-tikus itu seperti berhamburan memulai aktivitas. Dia masih menghadangku garang dengan tatap mata tajam. Aku berseru: "hei, minggirlah aku mau lewat". Tanpa menjawab dia malah makin mendekat. Tetap bergeming menatapku tajam sambil mengendus kantong plastik yang kutenteng di tangan kiri. Ya bebek goreng yang kubeli di warung pinggir jalan. Tak akan kuserahkan walau secuilpun, bisikku. Cukuplah dia mengendus bau lezatnya. Sepersekian detik kutendang tikus sialan itu dan kulari sekencang-kencangnya. Di balik pintu rumah petakku aku masih menggerutu. si#x**++j^##grhhmmmmm........ Susah payah aku membeli lauk terlezat bulan ini, masih saja ada yang tega mencoba menggagalkannya. Untung masih terselamatkan. Kalau tidak aku mesti menyiapkan 1001 alasan pada suamiku yang sangat perhitungan itu.

2 komentar:

galih mengatakan...

Namun tak kusadari, ada sepasang mata tajam mengawasiku. Berkilat-kilat di balik kegelapan. Perhitungannya mantap dan terukur. Di saat yang menentukan itu ia melocat, menyergap bungkus plastik isi bebek goreng dan segera melesat menghilang. Siaaal! Dasar kucing brengsek!! hiks hiks hiks...

*sori ngrusak cerita he he he*

geipenkoclok mengatakan...

seandainya kumampu merebut kantong palstik dari tanagnmu
bahagia dan kenyangnya iriku

wkwkwk...
sorry rakus ya?